Pra-Raker Yayasan Kasih Bangsa Surabaya 2025
Perkenalkan, saya Ninda. Kali ini, saya berkesempatan mengikuti kegiatan Pra-Raker Yayasan Kasih Bangsa Surabaya 2025, yang merupakan pengalaman pertama saya dalam berpartisipasi dalam acara yayasan. Ini juga adalah kali pertama saya mengenal lebih dekat orang-orang yang memiliki peran penting dalam yayasan ini. Semua ini berawal dari ajakan teman saya, Reva, seorang relawan dari SRK. Ia mengundang saya untuk bergabung, dan setelah mempertimbangkan bahwa saya masih memiliki waktu luang serta energi, saya merasa inilah saat yang tepat untuk berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi sesama.

Kegiatan dimulai dengan doa bersama dan sebuah pemaparan mengenai semangat Vincensius yang mengingatkan kita akan pentingnya peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang lemah dan membutuhkan uluran tangan. Semangat ini menjadi landasan moral yang mengarahkan seluruh kegiatan yayasan, yakni untuk menumbuhkan kepedulian dan memberikan bantuan kepada mereka yang kurang beruntung. Pesan tersebut sangat mendalam dan membuat saya semakin yakin bahwa setiap tindakan baik yang kita lakukan, sekecil apapun, dapat membawa perubahan yang besar bagi kehidupan orang lain.
Setelah pembukaan tersebut, kami melanjutkan dengan diskusi tentang tren internet yang kini memiliki pengaruh sangat besar terhadap kehidupan sehari-hari kita. Kami juga membahas bagaimana keadaan ekonomi dan politik yang sedang berlangsung dapat memengaruhi keamanan dan stabilitas masyarakat, serta apa yang bisa kami lakukan sebagai lembaga sosial untuk menanggapi tantangan tersebut di tahun-tahun mendatang.

Materi pertama yang disampaikan adalah “Analisis Tren: Sosial dan Budaya” oleh Pak Simon. Materi ini sangat membuka wawasan saya tentang bagaimana teknologi informasi, yang sekarang telah menjadi alat komunikasi utama, memiliki dampak yang sangat besar terhadap cara kita berpikir, berperilaku, bahkan dalam membuat keputusan-keputusan sehari-hari. Sebagai contoh, saya sering bertanya pada diri sendiri, “Apakah outfit saya hari ini mengikuti tren?” atau “Berapa banyak like yang saya dapatkan dari postingan saya?”. Ternyata, meskipun terdengar sepele, pikiran-pikiran seperti ini bisa memengaruhi keputusan kita, yang pada gilirannya berdampak pada ekonomi, sosial, dan budaya secara keseluruhan.

Pak Simon juga memberikan contoh bagaimana tren sosial dan budaya berkembang pesat. Misalnya, gaya berpakaian “punk” atau “skena” yang dahulu dianggap tidak wajar dan bahkan kurang diterima di masyarakat, kini sudah menjadi tren yang diterima secara luas, bahkan oleh kalangan selebriti ternama. Fenomena ini mengajarkan saya bahwa tren sosial sangat dinamis dan dapat berubah seiring waktu. Hal ini juga mengingatkan saya akan pentingnya kebijaksanaan dalam menggunakan teknologi dan internet. Sebagaimana pedang bermata dua, teknologi dapat membawa dampak positif atau negatif, tergantung pada cara kita memanfaatkannya.

Materi kedua yang sangat menarik adalah tentang kondisi ekonomi dan politik di Indonesia, yang disampaikan oleh Pak Wisnu. Beliau menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan dalam ekonomi dan politik bisa memberi dampak langsung maupun tidak langsung kepada yayasan dan lembaga sosial lainnya. Pak Wisnu menekankan pentingnya bagi kami untuk memahami perubahan ini dan bagaimana cara mengantisipasi dampaknya, agar yayasan tetap dapat beroperasi secara efektif dan memberikan manfaat maksimal kepada masyarakat.
Setelah kedua sesi materi tersebut, kami diberikan waktu untuk istirahat sejenak dan menikmati makan siang. Pada kesempatan ini, kami juga berdiskusi dalam divisi masing-masing mengenai rencana kegiatan untuk tahun depan. Saya lebih banyak mengamati dan mendengarkan saat diskusi ini berlangsung. Mengamati adalah salah satu cara saya untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, agar saya bisa memahami dinamika dan tujuan dari setiap divisi dalam yayasan ini.

Setelah istirahat, setiap divisi menyampaikan rencana dan pendapat mereka untuk kegiatan yang akan dilakukan selama setahun ke depan. Dari sini, saya mulai memahami dengan lebih jelas tentang fungsi dan tujuan masing-masing divisi dalam yayasan. Sambil mendengarkan pemaparan mereka, saya mencatat beberapa poin penting yang bisa membantu saya mengingat peran-peran setiap divisi. Diskusi ini sangat produktif, dan rapat berakhir dengan doa bersama serta kegiatan bersih-bersih untuk menjaga kebersihan tempat.
Secara keseluruhan, saya merasa sangat beruntung bisa bergabung dan disambut dengan hangat oleh seluruh anggota yayasan. Meskipun ini adalah pengalaman pertama saya, saya berharap dapat terus berpartisipasi dalam kegiatan lainnya yang akan datang. Saya semakin yakin bahwa setiap aksi kebaikan, sekecil apapun itu, tidak hanya memberikan dampak positif bagi orang lain, tetapi juga bagi diri kita sendiri. Setiap tindakan kecil yang penuh empati dan perhatian akan menciptakan gelombang perubahan yang lebih besar di masyarakat.
By : Ninda (Relawan SRK)

